UmatPost - Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberi tambahan peringatan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin perihal konflik negaranya dengan Ukraina.
Biden mengingatkan Putin bahwa negara Barat bakal memberi tambahan 'serangan balik yang kuat' perihal ancaman sanksi di bidang ekonomi kalau Rusia memastikan untuk menyerang Ukraina.
Ia utamakan bahwa AS dan sekutunya bakal merespons dengan tindakan ekonomi dan tindakan kuat lainnya kalau berjalan eskalasi militer.
Biden termasuk menyerukan pemakaian jalan diplomasi untuk mengatasi konflik yang berjalan di antara Ukraina dan Rusia.
Sementara itu, Putin menuntut jaminan hukum yang menyadari untuk mengatasi NATO yang semakin memperluas pasukannya ke lokasi Rusia. Putin termasuk menyalahkan NATO atas tensi yang berjalan di Ukraina, dikutip berasal dari AFP.
Kedua pemimpin negara bertemu lewat pertemukan video sepanjang dua jam. Pertemuan ini dinilai merupakan peluang untuk mengurangi ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina.
Rusia sendiri disebut sudah mengirimkan 100.000 pasukan ke lokasi sengketa, mengakibatkan kecemasan bakal terjadinya perang di Eropa. Walaupun demikian, AS masih belum menyadari apa yang di inginkan Rusia di Ukraina.
Meski demikian, Rusia membantah wacana bahwa negaranya bakal menginvasi Ukraina. Moscow menyebut tuduhan itu sebagai 'histeria.'
Baca Juga: Banding Ditolak, Eks PM Malaysia Najib Razak Dihukum 12 Tahun Penjara
"Pasukan Rusia berada di lokasi mereka, mereka tidak mengancam siapa-siapa," kata penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yury Ushakov.
Artikel Terkait
Taliban Izinkan Remaja Perempuan Sekolah di Pelosok Afghanistan
Jokowi Siapkan Relokasi 2.000 Rumah Terdampak Erupsi Semeru
PPKM Level 3 Nataru Batal, Istana Sebut Kebijakan Gas Rem Jokowi
Kebakaran di Tambora Jakbar, Satu Keluarga Tewas
2 Korban Erupsi Semeru Ditemukan Terjebak di Truk Pasir
Warga Maluku Tengah Diberondong Tembakan Peluru Karet Polisi
Kronologi Polisi Dikeroyok Usai Bubarkan Balap Liar di Pondok Indah
Hakim PN Jaktim Kabulkan Munarman Dihadirkan di Ruang Sidang
Pengamat: Arab Saudi Bisa Ikut UEA Ganti Libur Akhir Pekan
Banding Ditolak, Eks PM Malaysia Najib Razak Dihukum 12 Tahun Penjara